Sabtu, 19 Maret 2011

KLAKAR

2 ALTERNATIF

Seorang teolog sakit. Ia mendengar bahwa Nasrudin itu searang mistikus. Dan dalam keadaannya yang setengah sadar, ia merasa ada sesuatu di dalam dirinya.

Akhirnya ia dikirim kepada Nasrudin.

"Buatkan do'a yang bisa membuatku memasuki dunia lain, Mullah," katanya. "Bukankah engkau terkenai pandai dalam berhubungan dengan dimensi lain."

"Dengan senang hati," kata Nasrudin. "Tuhan tolonglah aku. Setan, tolonglah aku!"

Lupa dengan rasa sakitnya, orang suci ini bangkit karena rasa tersinggung yang luar biasa. "Mullah, engkau pasti sudah gila."

"Tidak sepenuhnya, sahabatku. Seseorang yang berada dalam kondisi seperti engkau ini, tidak akan mampu menangkap kesempatan. Jika ia melihat dua alternatif, ia mencoba membuktikan yang mana yang berhasil!"
0

anak kecil kurang ajar

Nasrudin biasa duduk-duduk di teras sebuah warung kopi. Suatu hari, seorang anak kecil laki-laki berlari di hadapannya sambil memukul kepala Nasrudin sehingga sorbannya melayang. Tapi sang Mullah tidak bereaksi apa-apa. Hal yang sama terjadi terus selama beberapa hari. Yang selalu dilakukan sang Mullah adalah mengambil sorbannya yang terjatuh dan mengenakannya kembali.

Seseorang bertanya kepada Nasrudin mengapa ia tidak menangkap dan menghukum anak kecil itu, atau meminta orang lain untuk melakukanya.

"Itu bukan cara yang tepat," kata Nasrudin.

Suatu hari Nasrudin, terlambat datang ke warung kopi. Ketika sampai di sana, dilihatnya seorang serdadu dengan wajah yang seram sedang duduk di tempat yang biasanya ia duduki. Tiba-tiba anak kecil laki-laki itu muncul. Seperti biasanya, ia menonjok sorban orang yang duduk di tempat itu. Tanpa berkata apa-apa, sang serdadu menghunus pedangnya dan kemudian memenggal leher anak itu.

"Ah, dia kan hanya anak kecil...!" gumam Nasrudin dengan penuh sesal.
0

Ujian Menebak Isi Tangan

"Menurut pandangan umum, para Sufi itu gila," gumam Nasrudin. "Menurut para orang bijak, mereka benar-benar penguasa dunia. Aku akan mengeceknya, supaya aku sendiri bisa yakin mana yang benar."

Kemudian ia melihat seseorang yang tinggi besar, mengenakan jubah seperti seorang Sufi Akldan.

"Sahabat," kata Nasrudin, "aku ingin membuat sebuah percobaan untuk menguji kekuatan jiwamu, dan juga kesehatan rohaniku."

"Boleh. Silakan mulai," kata sang Akldan.

Nasrudin membuat gerakan menyapu dengan tangannya, kemudian mengepalkan kedua tangannya. "Sekarang, apa yang ada ditanganku?"

"Seekor kuda, kereta dan sais," ujar sang Alsldan cepat.

"Itu sih bukan test," ujar Nasrudin marah, "Habis kamu sih tadi melihat aku mengambilnya."
0

Bersembunyi dari pencuri

Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Nasruddin. Untung saja Nasruddin melihatnya. Karena takut, dengan cepat Nasruddin bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.

Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Nasruddin mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Nasruddin. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.

Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Nasruddin. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Nasruddin. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.

Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Nasruddin berada di dalam kotak itu. Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"

"Aku bersembunyi darimu," jawab Nasruddin.

"Kenapa?"

"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."
0

Abu Nawas dan Orang-Orang Kanibal

sufi

Saat itu Abu Nawas baru saja pulang dari istana setelah dipanggil Baginda. Ia tidak langsung pulang ke rumah melainkan berjalan-jalan lebih dahulu ke perkampungan orang-orang badui. Ini memang sudah menjadi kebiasaan Abu Nawas yang suka mempelajari adat istiadat orang-orang badui.

Pada suatu perkampungan, Abu Nawas sempat melihat sebuah rumah besar yang dari luar terdengar suara hingar bingar seperti suara kerumunan puluhan orang. Abu tertarik, ingin melihat untuk apa orang-orang badui berkumpul di sana, ternyata di rumah besar itu adalah tempat orang badui menjual bubur haris yaitu bubur khas makanan para petani. Tapi Abu Nawas tidak segera masuk ke rumah besar itu, merasa lelah dan ingin beristirahat maka ia terus berjalan ke arah pinggiran desa. Abu Nawas beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. Ia merasa hawa di situ amat sejuk dan segar sehingga tidak berapa lama kemudian mengantuk dan tertidur di bawah pohon.

Abu Nawas tak tahu berapa lama ia tertidur, tahu-tahu ia merasa dilempar ke atas lantai tanah. Brak! iapun tergagap bangun.

"Kurang ajar! Siapa yang melemparku ?" tanyanya heran sembari menengok kanan kiri. Ternyata ia berada di sebuah ruangan pengap berjeruji besi. Seperti penjara.

"Hai keluarkan aku! Kenapa aku dipenjara di sini...!"
Tidak berapa lama kemudian muncul saorang badui bertubuh besar. Abu Nawas memperhatikan dengan seksama, ia ingat orang inilah yang menjual bubur haris di rumah besar di tengah desa.
"Jangan teriak-teriak, cepat makan ini !" kata orang sembari menyodorkan piring ke lubang ruangan. Abu Nawas tidak segera makan.
"Mengapa aku dipenjara?"
"Kau akan kami sembelih dan akan kami jadikan campuran bubur haris."
"Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?"
"Tepat... itulah makanan favorit kesukaan kami."
"Kami... ? Jadi kalian sekampung suka makan daging manusia?"
"Iya, termasuk dagingmu, sebab besok pagi kau akan kami sembelih!"
"Sejak kapan kalian makan daging manusia?"
"Oh ...sejak lama... setidaknya sebulan sekali kami makan daging manusia."
"Dari mana saja kalian dapatkan daging manusia?"
"Kami tidak mencari ke mana-mana, hanya setiap kali ada orang masuk atau lewat di desa kami pasti kami tangkap dan akhirnya kami sembelih untuk dijadikan bubur."

Abu Nawas diam sejenak. Ia berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskankan diri dari bahaya maut ini. Ia merasa heran, kenapa Baginda tidak mengetahui bahwa di wilayah kekuasaannya ada, kanibalisme, ada manusia makan manusia.

"Barangkali para menteri hanya melaporkan hal yang baik-baik saja. Mereka tidak mau bekerja keras untuk memeriksa keadaan penduduk." pikir Abu Nawas.
"Baginda harus mengetahui hal seperti ini secara langsung, kalau perlu...!" Setelah memberi makan berupa bubur badui itu meninggalkan Abu Nawas.

Abu Nawas tentu saja tak berani makan bubur itu jangan-jangan bubur manusia. Ia menahan lapar semalaman tak tidur, tubuhnya yang kurus makin nampak kurus. Esok harinya badui itu datang lagi.

"Bersiaplah sebentar lagi kau akan mati." Abu Nawas berkata, "Tubuhku ini kurus, kalaupun kau sembelih kau tidak akan memperoleh daging yang banyak. Kalau kau setuju nanti sore akan kubawakan temanku yang bertubuh gemuk. Dagingnya bisa kalian makan selama lima hari."
"Benarkah?"
"Aku tidak pernah bohong!" Orang badui itu diam sejenak, ia menatap tajam ke arah Abu Nawas. Entah kenapa akhirnya orang badui itu mempercayai dan melepaskan Abu Nawas.

Abu Nawas langsung pergi ke istana menghadap Baginda. Setelah berbasa-basi maka Baginda bertanya kepada Abu Nawas.
"Ada apa Abu Nawas? Kau datang tanpa kupanggi!?"
"Ampun Tuanku, hamba baru saja pulang dari suatu desa yang aneh."
"Desa aneh, apa keanehannya?"
"Di desa tersebut ada orarig menjual bubur haris yang khas dan sangat lezat. Di samping itu hawa di desa itu benar-benar sejuk dan segar."
"Aku ingin berkunjung ke desa itu, Pengawal! Siapkan pasukan!"
"Ampun Tuanku, jangan membawa – bawa pengawal. Tuanku harus menyamar jadi orang biasa."
"Tapi ini demi keselamatanku sebagai seorang raja."
"Ampun Tuanku, jika bawa-bawa tentara maka orang sedesa akan ketakukan dan Tuanku takkan dapat melihat orang menjual bubur khas itu."
"Baiklah, kapan kita berangkat?"
"Sekarang juga Tuanku, supaya nanti sore kita sudah datang di perkampungan itu."

Demikianlah, Baginda dengan menyamar sebagai orang biasa mengikuti Abu Nawas ke perkampungan orang-orang badui kanibal. Abu Nawas mengajak Baginda masuk ke rumah besar tempat orang-orang makan bubur. Di sana mereka membeli bubur. Baginda memakan bubur itu dengan lahapnya.
"Betul katamu, bubur ini memang lezat!" kata. Baginda setelah makan.
"Kenapa buburmu tidak kau makan Abu Nawas."
"Hamba masih kenyang," kata Abu Nawas sambil melirik dan berkedip ke arah penjual bubur. Setelah makan, Baginda diajak ke tempat pohon rindang yang hawanya sejuk.
"Betul juga katamu, di sini hawanya memang sejuk dan segar... ahhhhh... aku kok mengantuk sekali." kata Baginda.
"Tunggu Tuanku, jangan tidur dulu... hamba pamit mau buang air kecil di semak belukar sana."
"Baik, pergilah Abu Nawas!" Baru saja Abu Nawas melangkah pergi, Baginda sudah tertidur, tapi ia segera terbangun lagi ketika mendengar suara bentakan keras.

"Hai orang gendut! Cepat bangun ! Atau kau kami sembelih di tempat ini!" ternyata badui penjual bubur sudah berada di belakang Baginda dan menghunus pedang di arahkan ke leher Baginda.
"Apa-apaan ini!" protes Baginda. "Jangan banyak cakap! Cepat jalan!"

Baginda mengikuti perintah orang badui itu dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.
"Mengapa aku di penjara?"
"Besok kau akan kami sembelih, dagingmu kami campur dengan tepung gandum dan jadilah bubur haris yang terkenal lezat. Hahahahaha...!"
"Astaga... jadi yang kumakan tadi...?"
"Betul... kau telah memakan bubur kami, bubur manusia."
"Hoekkkkk.... !" Baginda mau muntah tapi tak bisa.
"Sekarang tidurlah, berdoalah, sebab besok kau akan mati."
"Tunggu..."
"Mau apa lagi?"
"Berapa penghasilanmu sehari dari menjual bubur itu?"
"Lima puluh dirham!"
"Cuma segitu?"
"Iya!"
"Aku bisa memberimu lima ratus dirham hanya dengan menjual topi."
"Ah, masak?"
"Sekarang berikan aku bahan kain untuk membuat topi. Besok pagi boleh kau coba menjual topi buatanku itu ke pasar. Hasilya boleh kau miliki semua!"
Badui itu ragu, ia berbalik melangkah pergi. Tak lama kemudian kembali lagi dengan bahan-bahan untuk membuat topi. Esok paginya Baginda menyerahkan sebuah topi yang bagus kepada si badui.Baginda berpesan,

"Juallah topi ini kepada menteri Farhan di istana Bagdad."

Badui itu menuruti saran Baginda. Menteri Farhan terkejut saat melihat seorang badui datang menemuinya. "Mau apa kau?" tanya Farhan.

"Menjual topi ini..." Farhan melirik, topi itu memang bagus. Ia mencoba memeriksanya dan alangkah terkejutnya ketika melihat hiasan berupa huruf-huruf yang maknanya adalah surat dari Baginda yang ditujukan kepada dirinya.

"Berapa harga topi ini?"
"Lima ratus dirham tak boleh kurang!"
"Baik aku beli!"
Badui itu langsung pulang dengan wajah ceria. Sama sekali ia fak tahu jika Farhan telah mengutus seorang prajurit untuk mengikuti langkahnya. Siangnya prajurit itu datang lagi ke istana dengan melaporkan lokasi perkampungan si penjual bubur. Farhan cepat bertidak sesuai pesan di surat Baginda. Seribu orang tentara bersenjata lengkap dibawa ke perkampungan. Semua orang badui di kampung itu ditangkapi sementara Baginda berhasil diselamatkan.

"Untung kau bertindak cepat, terlambat sedikit saja aku sudah jadi bubur!" kata Baginda kepada Farhan.

"Semua ini gara-gara Abu Nawasl" kata Farhan. "Benar! Tapi juga salahmu! Kau tak pernah memeriksa perkampungan ini bahwa penghuninya adalah orang-orang kanibal!"
"Bagaimanapun Abu Nawas harus dihukum!"
"Ya, itu pasti!"
"Hukuman mati!" sahut Farhan.
"Hukuman mati? Ya, kita coba apakah dia bisa meloloskan diri?" sahut Baginda.
undefined
undefined
0

Humor Islami

Humor Islami | Humor Islam Lucu

Humor IslamBuat penyuka humor yang lucu – lucu dan bikin ngakak alias ketawa, aku ada beberapa cerita humor Islami lho. Silahkan di baca, dan boleh ketawa asal jangan sampe kemasukan coro ya..ghahaha. :)
1. Nasrudin Dan Pintu Mobil
Suatu hari tetangga nasrudin melihat nasrudin membawa pintu mobil sambil keliling kampung kesana kemari
tetangganya binggung melihat kelakuan nasrudin
lalu dia berinisatif bertanya pada nasrudin
hey nasrudin mau kau bawa kemana pintu mobil tersebut apakau tidak merasa berat
lalu dengan enteng nasrudin menjawab “jadi kalau kedinginan jendela mobilnya saya tutup tapi kalau kepanasan saya buka” :)

2. Humor Sufi
Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, ”Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”
Nasrudin menjawab, ”Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
”Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?” tanya orang bijak pertama tadi.
”Kalau tidak percaya,” jawab Nasrudin, ”Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ”Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Nasrudin menjawab, ”Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”
”Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”
Nasrudin menjawab, ”Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
”Itu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, ”Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Nasrudin pun menjawab, ”Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, ”Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.” ”Saya tahu jumlahnya,” jawab Nasrudin, ”Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.”
”Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. ”Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut. (dari buku humor sufi II terbitan Pustaka Firdaus)
3. Ulah Tokoh Sufi
Suatu hari,salah seorang ulama As-Salaf melihat seorang penganut ajaran sufi sedang berada di tepi sungai.Uniknya,orang ini tidak berada di tepi sungai,tapi di tengahnya.Dan letak keunikannya,orang itu tidak berada di atas perahu,melainkan berjalan di atas air,berusaha menyebrangi sungai dengan berjalan di atasnya tanpa bantuan alat apapun,Mengapung di atas air?Ya,begitulah
Ulama tersebut memperhatikan sang penganut sufi.Tak berapa lama terdengarlah suara keras “Gedeburrrrr”.Rupanya si sufi tercebur ke dalam sungai
“kenapa kamu tercebur?”tanya ulama tadi
“aku berusaha menyebrangi sungai ini dengan berjalan di atasnya”
“kenapa kamu gagal?”
“Ya,aku belum berhasil,konsentrasiku buyar”ujar si sufi
“apa yang kau lakukan untuk menyebrangi sungai tadi?”
“aku merapal beberapa ayat dalam Al-qur’an,hingga ribuan kali.Kata guruku itu dapay membuatku mengapung di atas air”si sufi mejelaskan.
“berapa lama engkau sudah melatihnya?”
“14 tahun”
“dan engkau belum berhasil juga?”
“Ya”
“Biar ku ajarkan engkau biar berhasil melakukannya”
“engkau bisa?”tanya si sufi
“tentu, bisa”
Si ulama pergi sejenak meninggalkan si sufi dan beberapa menit kemudian ia datang menemui si sufi di atas sungai,dengan membaca beberapa ayat Al-qur’an,sambil mendayung perahunya
si sufi “???”
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Imam Syafi’i pernah mengatakan:kalau engkau melihat orang bisa mengapung di atas air atau terbang di udara.janganlah terkejut.Jangan engkau menganggapnya sebagai orang shalih sebelum engkau mengujinya dengan kitab Allah dan sunnah Rasulullah.Artinya orang yeng melakukan hal itu bisa jadi karena karamah dari Allah,karena ia wali Allahdan bisa jadi karena sihir.Salah satu perbedaan perbedaan antara karamah dan sihir adalah bahwa sihir itu di pelajari,dan ia berasal dari syaitan meski yang melakukan tidak menyadari.Sementara karamah itu tidak di pelajari,datang dari Allah dan terkadang orang yang melakukannya tidak menginginkannya,bahkan tidak menyadari adanya karamah tersebut.
Orang yang memiliki ilmu sihir selalu berusaha menampakkan diri di hadapan orang,sementara wali yang memiliki karamah tidak suka menampakkan di hadapan orang.Si sufi tadi telah menggunakan ayat-ayat Allah ‘azza wa jalla dengan cara yang bid’ah,dengan cara di baca ribuan kali untuk memperoleh kekuatan gaib,karena kebid’ahan itulah,maka setan memberinya kekuatan.Ia menganggapnya sebagai karamah padahal itu sihir
wallahu’alam
by : Elfata
4. Nasrudin Dan BBM
BBM naik terus ga pernah berhenti, Oh BBM… jadi teringat si Nasrudin, saat itu ….Nasruddin sedang mengendarai untanya ketika segerombolan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi penolakan atas kenaikan BBM. Ia bergumam kepada untanya “Untung kamu tidak suka minum BBM!”ada yang mau ikut jejak Nasrudin

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. ROKIB, S.Ag. M.Pd.I. - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz